Karya: Azalia Talitha Zahra
Aku
memperhatikan seluruh siswa-siswi di kelas ku, sebagian besar dari mereka
menggunakan jam tangan.Mengingat kelas kami yang memiliki satu buah jam dinding
besar , ingin sekali aku bertanya kepada mereka satu per satu “Apa fungsi
kalian menggunakan jam tangan?”. Aku yakin sebagian besar dari mereka akan
menjawab “Agar bisa tahu waktu”. Di dalam benakku, waktu bukanlah hal yang
harus di ketahui, tapi hal yang harus di hargai dan di manfaatkan.
Aku
ingat saat aku sangat membenci waktu karena aku yang beranggapan bahwa waktu
tidak memberi kesempatan kepadaku untuk merasakan kebahagiaan dalam jangka
panjang. Saat itu aku berfikir bahwa waktu tidak adil, ia berputar sangat cepat
saat aku bahagia dan berjalan sangat lambat saat aku dalam masalah. Tapi kini
aku tersadar waktu tidak pernah berjalan lebih lambat atau berputar lebih
cepat, waktu hanya jalan pada alurnya tersendiri. Hanya saja aku yang tidak
memahami waktu, hanya saja aku yang tidak menghargainya.
Mungkin
Waktu adalah hal paling tidak pedulian, hal yang selalu berlalu, hal yang
sering disepelekan. Aku pernah melewati sedikit titik penting dari waktu , dan
saat aku mengejarnya, aku tidak pernah menggapainya, yang aku dapati hal
tersebut malah membuatku melewati waktu-waktu lainnya. Kehidupan bagaikan
sungai dengan arus yang sangat deras, saat kita memasukinya, kita akan
mengikuti arusnya tanpa bisa kembali, kita tidak akan pernah bisa menggapai apa
yang sudah kita lewati di masa lalu yang harus kita lakukan saat ini adalah
merencanakan sesuatu yang mungkin ada di masa depan, dan melalukan hal yang
berguna untuk masa sekarang ini.
Waktu
adalah hal terpenting yang pernah ada. Semua hal di muka bumi ini membutuhkan
waktu, tanpa adanya waktu, aku bukan siapa-siapa, tanpa adanya waktu , tidak
akan ada tulisan ini, tanpa adanya waktu, tidak akan ada kehidupan. Banyak
orang berteori “Waktu adalah uang” “waktu adalah ibadah” “waktu adalah setiap
nafas yang terbuang” tapi menurutku, waktu bukan lah hal yang dapat di
definisikan. Satu hal yang aku yakini semua orang pasti tau apa itu waktu.
Muncul
di benakku, beberapa film, kartun atau sinetron yang sering memunculkan tentang
alat yang disenbut mesin waktu, dimana alat ini bisa mbawa kita ke masalalu
atau masa yang akan datang, bagian aneh dari mesin waktu ini adalah kita dapat
mengubah masalalu dan mengetahui masa yang akan datang. Menurutku, mesin waktu
tidak akan pernah ada, atau mungkin jika memang mesin tersebut nyata, mesin
tersebut tidak seharusnya digunakan, karena waktu bukan hal yang dapat di
permainkan.Sudah sepantasnya waktu menjadi hal terkejam di dunia dimana ia
hanya melewati orang-orang ntah apa yang sedang mereka rasakan, bahkan
kekejaman ini lah yang membuatnya sangat spesial dan harus sangat dihargai.
Banyak
orang mempersepsikan bahwa waktu adalah hal terkejam didunia, seperti apa yang
aku tuliskan sebelumnya. Tapi, waktu juga merupakan hal terramah dan penolong
di seluruh jagad raya, karena waktu adalah obat dari segala sakit hati,
kehilangan kepercayaan, kekecewaan dan banyak hal menyangkut perasaan lainnya.
Hanya saja manusia yang lebih sering melihat satu kesalahan kecil sehingga
melupakan banyak baik besar lainnya.
Kini
aku tersadar dari lamunanku, karena seorang teman yang menepuk bahu ku sambil
berkata “Ra, Sekarang jam berapa?” ia melihatku dengan tatapan antusias dan aku
hanya melihat ke jam tangan yang aku gunakan sambil berkata “Jam aku mati.”
Mungkin ia heran mengapa aku menggunakan jam tangan mati, tapi aku punya alasan
tersendiri, aku menggunakan jam tangan ini bukan untuk mengetahui pukul berapa
sekarang, berapa lama lagi jam pelajaran akan berakhir, atau mungkin untuk
terlihat cantik dan kaya dengan jam merk mahal. Aku menggunakan jam tangan agar
aku ingat bahwa aku selalu dikejar suatu hal yang tidak nampak namun nyata. Aku
di kejar waktu.
Terbangun
dari lamunanku yang memikirkan banyak tentang waktu membuatku tersadar, masih banyak
lagi hal yang belum aku lakukan. Jika aku terus melanjutkan lamunanku tentang
waktu, yang aku lakukan hanya membuang sisa-sisa waktu ku. Maka kini aku
beranjak dari tempat dudukku dan berusaha melakukan aktivitas yang dapat aku
lakukan sekarang, agar aku tidak menyesal nanti.