19 Mei 2020

Cemburu Itu...

"Lo diem deh! Ndenger suara lo aja sakit tau gak hati gue!" 

Kalimat itu selalu terngiang diotakku, waktu itu aku bertengkar dengan Risya, entahlah, masalah yang tidak jelas. Sering terbesit diotakku, seberapa jahatnya aku pada saat itu, bagaimana jika aku merusak kepercayaan dirinya? Semua orang membelaku, karena aku memang tidak melakukan kesalahan, namun itulah yang membuatku selalu terpikir dan ingat dengan kejadian itu. Apa perasaan Risya? 

Kini ia dan aku sudah berdamai, atas permintaanku, di hari yang sama ia langsung minta maaf, selanjutnya? Sebagai dua orang dalam satu kelas yang berbeda rombongan, aku dan Risya tentu tidak begitu banyak berinteraksi, namun sesekali kami memang membutuhkan satu sama lain. Sekitar 3 bulan setelah kejadian itu, pada hari ulang tahunku, Risya muncul di grup kelas dengan ucapan "Happy Birthday Raa " Dengan 3 emoji cium pipi yang biasa dikirimkan oleh teman dekat. Beberapa orang meledekku melalui jalur pribadi, "Cie Akrab", "Cie, baikkan". Aku cuma bisa bernafas lega, setidaknya ia sudah tidak lagi membenciku. 

Banyak yang bertanya, apa yang sebenarnya terjadi antara aku dan Risya. Beberapa hanya aku jawab dengan senyuman, beberapa yang lain mengetahui kenyataan dimana Risya yang cemburu buta denganku. Aku bukan malaikat, aku sangat mudah terpancing emosi, melihat Risya mengajakku ribut dimuka umum aku malu, aku takut orang berfikir aku memang mengganggu hubungannya. Biar aku perjelas untuk kalian yang belum paham, Risya mengencani mantan pacarku pada saat itu, Dan itu namanya, anehnya, hal kecil yang aku lakukan sering membuatnya membabi buta. Suatu hari kami bermain game bersama dalam suatu grup line, ada 20 member digrup tersebut, ditengah-tengah permainan Dan beberapa kali keluar dari grup, namun berulang kali juga di invite kembali. Disaat menyadari bahwa Risya yang membuang Dan dari grup tersebut, aku langsung sadar apa yang sedang terjadi. Namun aku pikir, ia tidak akan mengusikku. Beberapa jam dari peristiwa itu, Risya mengirim pesan personal kepadaku, "Lo bisa berenti gak sih genit sama Dan?" dalam beberapa detik emosiku memuncak, ini bukan pertama kali, Dan pernah mengirimkanku pesan mencaci makiku lalu memblokirku "Salah gue apaan sih Ris? Itu emang gamenya, Lo mau apa? Santai aja dong, Ga usah cemburuan banget kenapa? Kenapa? Lo kurang banget ya dibanding gue sampe lo semudah itu cemburu sama gue?" Ku kirim pesan yang tidak singkat dan tidak bersahabat itu, namun tidak juga ku terima balasan dari Risya sampai saat aku melihatnya dikoridor kampus yang sangat ramai dan dipenuhi dengan semua orang yang mengenalku dan Risya, aku hanya berusaha menyelesaikan masalah dengan damai sampat saat ia malah membuat semua orang melihat, untungnya teman-temannya menariknya dan meminta maaf denganku, 'kalo temen-temennya aja sampe minta maaf sama gue, siapa lagi yang belain dia?', itu alasanku mengalah dan meninggalkannya, sampai saat aku kembali menerima pesan darinya lagi, lagi-lagi dengan kata kasar. Kembali ku hampiri dia di koridor yang kini sudah tidak terlalu sepi, aku tidak mengingat kata-kata apa yang aku gunakan untuk mencacinya, aku hanya ingat jawabannya "Lebih baik lo diem Ra, Ndenger suaralo hati gue udah sakit.. Apalagi kalo liat lo deket sama Dan..." Aku masih terlalu marah untuk mengerti kalimatnya saat itu. Saat itu aku malah menambahkan bebannya, Aku terlalu jahat.. "Risya... Gue minta maaf.." 

***
Sekarang, Aku mengerti yang dimaksud Risya, cemburu, ternyata cemburu gak sesimpel itu. Aku beberapa kali merasa cemburu, tapi pada akhirnya, perasaan itu tidak berlangsung lama. Aku pikir semua yang aku rasakan dulu adalah rasa cemburu, cemburu saat Rangga berpacaran dengan orang lain, Cemburu dengan mantan pacar Dan namun semuanya hanya aku rasakan sementara, satu sampai dua hari karena suatu kejadian, tidak menetap dan membuatku membenci orang-orang tersebut. Tapi kali ini aku paham, kali ini, rasa cemburuku tidak sesimpel saat itu. Rasa cemburu ini terus menghantuiku. Benar kata Dilan, Cemburu itu untuk orang yang tidak percaya diri. Dan juga sama sepertinya pada saat itu, Aku sedang tidak percaya diri.

Bayangan dirinya menghantuiku, bukan, bukan Risya, Aku sedang menceritakan hubunganku yang sekarang. Hubunganku... baik-baik saja, jauh lebih baik dari sebelumnya, seharusnya aku membuang semua hal yang ada dipikiranku sekarang. Aku harap Aku bisa menyingkirkan pikiran kotor ini secepatnya. Tapi ternyata mereka benar... Ceburu itu semenyakitkan itu.. Melihat namanya pun membuat aku merasa ada yang mengangguku.