4 Agustus 2017

If someday your finger can't touch the ground If someday your arms can't feel my touch If someday your eyes can't see my face I'll carry you be there for you anytime of day

I still love you - the overtunes terputar di kamarnya. Ia terus menatap ke langit-langit kamarnya yang gelap, dari matanya sedikit demi sedikit terbentuk gumpalan air yang akhirnya terjatuh dan mengalir terus menerus. Ia berusaha mengatur nafasnya, mengingat semua kilasan tentang ia dan dirinya. sesekali tersenyum namun juga menangis sambil menahan air matanya yang tetap terus mengalir. 
"It's okay" ia berbisik kepada dirinya sendiri. Kini tekanan di kepalanya meningkat, ia merasakan sakit yang luar biasa. Ia mengingat kalimat terakhir yang ia ucapkan tadi "Take Care".

Jam di handphonenya menunjukkan pukul 3.16 pagi, ia kembali mengingat percakapannya tadi, sebuah telfon singkat, yang mungkin menjadi akhir dari semua hubungan yang ia jalani dengan Carra, mantan pacarnya. 


 02.30 
-Buzz
-Buzz

Wajah Carra yang masih menjadi chat wallpaper mereka muncul, namun ia memutuskan untuk tidak membacanya.

*Read*
-Belom tidur ?
*Hahaha Udah ni yang balas hantu

Carra Is Calling You

Ia menatap layar handphonenya selama beberapa detik, ia mengingat setiap detail yang ingin dikatakannya dengan Carra, Walaupun ia tau keadaan akan berubah tepat saat ia mengangkat telfon Carra nanti, ia tetap ingin mengatakan apa yang ada di kepalanya, walaupun taruhannya, Carra tidak akan menghubunginya lagi. Setelah memutuskan ia mengangkat telfon tersebut

"Hallohh." Ujarnya secara lembut dan sangat tertata, ia juga menyimpulkan sebuah senyum walaupun ia tau Carra tidak akan mengetahui ia tersenyum
"Hmmmmm" Carra bersuara tipis, suara yang selalu dikenalinya, Carra sudah mengantuk, "kok belom tidur?" Carra menambahkan.
"Karena belom ngantuk." ia kembali tersenyum mengucapkan kalimat tersebut, ia sudah tau Carra benar-benar mengantuk, dan ia mulai kembali merasa nyaman berbicara dengan Carra, dan hampir melupakan tujuannya.
"Tidurlah kamu tu..." Carra berusaha menasihatinya
"Kamu sekarang sama siapa?" Ia memotong perkataan Carra, "Tadi aku ketemu sih sama dia," ia kembali menghentikan kalimatnya, mengatur nafasnya lalu kembali berkata "sejak kapan keadaannya berubah?" 
Carra hanya menanggapi ucapannya dengan main-main, Seperti biasa. 
"Terus kenapa kamu ngehubungin aku lagi belakangan?" Ujar ia secara dingin, Carra mulai merasakan keseriusannya, ia mulai terdiam. "Ra, mungkin kamu nganggep aku temen, tapi jujur aku nggak bisa. Aku ga bisa nyakitin cewek lain karena pacarnya bertemen sm mantannya."