14 Juni 2017

Berat Sebelah

<>

"Hm. Semoga kamu bahagia ya Ra."
"Kalo kamu nganggep, aku mutusin kamu, ninggalin kamu dan semudah itu cari yang lain, kamu sala ka." Keyra berhenti berbicara, nafasnya tercegat, meskipun Saka tidak melihat wajah Keyra saat ini, ia tahu sudah ada air mata yang menetes dari mata keyra. Setelah diam beberapa detik ditelfon itu Keyra melanjutkan kalimatnya, "kamu kira aku seneng? ngerasain kekosongan sendirian? Menolak semua orang yang berusaha nemenin aku? Mungkin aku beralibi aku udah capek sama semuanya, tapi sebenernya aku cuma nungguin kamu." Nada bicara Keyra sudah berubah, sudah tidak menyedihkan lagi, kini suaranya tegas, serbesik nada amarah muncul caranya berbicara. Saka tau ini benar-benar bukan saat yang tepat untuk memotong pembicaraan Keyra, bahkan ia tau ia tidak perlu menanggapi untuk sekedar memberi tahu bahwa ia menyimak. Keyra memperbaiki posisi duduknya. 
"Tapi, aku nggak bisa nunggu selamanya kan? Dan, semakin lama aku menunggu, semakin aku merasa kalo hubungan kita selalu berat sebelah..."
"Maksudnya?" Kini Saka terpancing, ia tidak menyukai arah pembicaraan Keyra
"Aku nggak bohong soal perasaan aku. Aku sayang banget sama kamu. Oleh karena itu juga aku ngelakuin semua yang pernah aku lakuin ke kamu. Aku berusaha sebaik mungkin, sekeras mungkin, bahkan aku bertahan saat hal tersebut cuma nyiksa aku. Aku nyiksa diri aku bahkan saat setelah kita putus, aku belabelain kamu di depan temen-temen aku saat mereka nganggep kamu yang nggak nganggep aku. Sedangkan kamu berteguh pendirian dengan keputusan, bahwa kamu emang bener, dan kamu nggak melalukan kesalahan."
"Aku emang sedih banget Ka pisah sama kamu, kalo bisa aku juga mau sama-sama kamu lagi. Tapi aku nggak bisa kembali ke keadaan itu. Saat aku udah sadar kalo hubungan itu berat sebelah." Keyra menghembuskan nafas lega, akhirnya ia bisa menyampaikan semua yang ada di otaknya beberapa bulan terakhir. Ia tahu Saka pasti dalam keadaan shock saat ini, tidak tau harus berkomentar apa. 
"Kalo kamu nanya, aku sayang ato nggak sama kamu, jawaban aku nggak berubah kok Ka, Sayang banget." Keyra kembali menambahkan kalimatnya. 

Keyra tersenyum walaupun ia tahu Saka tidak melihatnya, memandangi langit-langit kamarnya, "Aku cuma butuh orang yang bisa menyeimbangkan rasa sayang aku ko Ka, dan aku nggak pernah kasih batasan orang itu siapa, bisa aja kamu atau orang lain. Yang jelas, aku nggak akan ngebiarin semuanya kembali berat sebelah."